Rasanya
sudah cukup lama kita tak saling bicara. Rasanya sudah sangat ingin diriku
untuk memecah keheningan diantara kita. Apakah memang sudah tidak ada lagi
kesempatan?
Setiap hari ku selalu mengingat dirimu, kenangan manis tentang kita. Mengenang dirimu tidak lagi menjadi racun, tapi menjadi cerita indah dalam hidup ku. Mungkin aku memang sudah tidak apa-apa. Ya, hati ini sudah tidak apa-apa.
Setiap hari ku selalu mengingat dirimu, kenangan manis tentang kita. Mengenang dirimu tidak lagi menjadi racun, tapi menjadi cerita indah dalam hidup ku. Mungkin aku memang sudah tidak apa-apa. Ya, hati ini sudah tidak apa-apa.
Aku
baik-baik saja. Semua menjadi lebih baik sejak aku tidak lagi bertemu dengan
mu. Semua menjadi lebih mudah untuk melupakan mu. Mungkin lebih tepatnya bukan
melupakanmu, tapi menyembuhkan rasa sakit ku. Bagaimana mungkin aku bisa
melupakanmu, setiap saat aku hampir sesalu mengingatmu. Hampir sesalu,
setidaknya aku tak terlalu menyedihkan karena setiap hari selalu mengingatmu.
Fakta yang cukup melegakan bukan?
Biarlah sang waktu yang menyembuhkan luka.
Kata-kata yang sangat aku resapi maknanya. Seiring berjalannya waktu semua akan
kembali normal, semua akan biasa saja. “Kenangan mungkin tidak akan
pernah hilang, tapi rasa sakit mu dapat menghilang seiring waktu berjalan”.
Aku
sudah tidak apa-apa, tapi hati ini kadang merindukanmu. Merindukan setiap bait
kenangan yang kita torehkan bersama. Merindukan setiap gelak tawa, suka duka
serta canda yang mengiringi tahun tahun kebersamaan kita. Masih teringat jelas
tawa mu yang menyebalkan, binar matamu yang cemerlang, cara bicaramu yang tenang,
suaramu yang tajam hingga sikapmu yang
tidak peduli, namun hangat. Semua terukir jelas diingatanku.
Aku
takut terluka. Itulah yang membuat diriku tak lagi menanyakan kabar mu, walau
rasanya sangat ingin. Aku tak sanggup mengetahui bagaimana reaksimu. Aku tak
mampu lagi menerima segala penolakan mu. Aku tak tau lagi berapa lama waktu
yang ku butuhkan untuk sembuh jika hal yang sama terulang kembali. Maafkan aku
yang tak begitu kuat untuk selalu berada disisimu. Maafkan aku yang akhirnya
menyerah akan semua tindakanmu. Maafkan aku yang tak memegang janjiku dan
berpaling darimu. Maafkan aku.
Walau
kita tak saling berbicara, dalam keheningan ini aku ingin berkata “Aku masih mencintaimu”.
~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar